TATA SURYA DAN
KARAKTERISTIKNYA
Mata Kuliah: Konsep Dasar Bumi Dan Antariksa
Dosen Pengampu : Agung S.Ag.MM.
wastirah
fahmiya'ti
sokhifah
susanti
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
NAHDLATUL ULAMA
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya
kepada kita semua. Sehingga Penyusun dapat membuat makalah dengan selesai, Penyusun juga sadar masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus
diperbaiki dalam pembuatan makalah ini. Walaupun demikian, Penyusun telah
berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh Penyusun demi kesempurnaan
dalam Penyusunan makalah berikutnya.
Dalam kesempatan ini, Penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini, diantaranya :
1.
Bapak Tobroni, S.Pd., M.Si., selaku Ketua
STKIP NU Indramayu
2.
Bapak Mustamil, M.Pd., selaku Kepala Prodi PGSD
3. Bapak Agung S.Ag.MM., selaku Dosen Pengampu
4.
Wastirah,
selaku Penyusun makalah
5.
Susanti,
selaku Penyusun makalah
6.
Fahmiya’ti,
selaku Penyusun makalah
7.
Sokhifah,
selaku Penyusun makalah
8.
Keluarga yang telah memberikan do’a dan restunya sehingga kami bisa
menyelesaikan Penyusunan makalah ini.
Akhir kata, Penyusun hanya
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta membantu bagi kemajuan
serta perkembangan STKIP NU Indramayu. Sekali lagi Penyusun ucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan
kalian Amin.
Kaplongan, Maret 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar i
Daftar isi.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang 1
2.
Rumusan Masalah ............................................................................... 2
3.
Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II SISTEM
TATA SURYA DAN KARAKTERISTIKNYA
1. Pengertia Dan
Karakteristik Tata Surya............................................... 3
a. Pengertian Tata Surya.................................................................... 3
b. Karakteristik Tata Surya................................................................ 3
2. Teori/Hipotesis
Pembentukan Tata Surya............................................. 4
a. Proses Kejadian Alam
Semesta Menurut Al-Qur’an..................... 4
b. Hipotesis Nebula............................................................................ 6
c. Hipotesis Pasang Surut
Bintang/ Tidal.......................................... 7
d. Hipotesis Kondensasi.................................................................... 7
e. Hipotesis Bintang Kembar............................................................. 7
f. Hipotesis Planetisima..................................................................... 8
3. Model Tata Surya................................................................................. 8
a. Model Geosentris............................................................................ 8
b. Model Heliosentris.......................................................................... 9
4. Planet-Planet Dan
Pengelompokannya................................................. 9
a. Bumi Sebagai Pembatas.................................................................. 9
b. Asteroid Sebagai Pembatas............................................................ 11
c. Ukuran Dan Komposisi
Penyusunnya............................................ 11
5. Asteroid................................................................................................ 12
6. Satelit.................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 14
Daftar Pustaka 14
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Alam
semesta ialah segala apa saja yang bukan Tuhan yang ada itu hanya dua, yaitu
alam dan Allah. Alam ialah yang diciptakan (makhluk), sedang Allah ialah
pencipta (Khalik). Oleh karena itu dalam Al-Qur’an, Allah disebut sebagai
“Rabbu al-‘alamien”, artinya Tuhan yang menguasai alam semesta. selain itu
dalam menerangkan alam semesta, selain kata “alamien” , Al-Qur’an sering juga
menggunakan kalimat “Al-samawatu wa al-ardh”, artinya semua langit dan bumi,
atau Al-Qur’an menyebut dengan kalimat segala apa yang ada dilangit dan dibumi.
Alam semesta itu telah diciptakan oleh Allah SWT menurut hukum-hukum yang
pasti, objektif dan tetap.
Manusia dan alam mempunyai keterikatan yang kuat dimana keduanya mempunyai
hak dan kewajiban antara satu dengan yang lain untuk menjaga keseimbangan alam.
Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya,
bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara
tuhan dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah
SWT. Manusia diperintahkan untuk memerankan fungsi kekhalifahannya yaitu
kepedulian, pelestarian dan pemeliharaan. Berbuat adil dan tidak bertindak
sewenang -wenang kepada semua makhluk sehingga hubungan yang selaras antara
manusia dan alam mampu memberikan dampak positif bagi keduanya.
Tata
surya kita sendiri dan matahari sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan
planet dan benda-benda angkasa lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah
merkurius, venus, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus,dan pluto. Jagat
raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya.
Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu
perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya
baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang
satu dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda angkasa.
2. Rumusan Masalah
1.
Pengertian tata surya dan karakteristiknya
2.
Teori pembentukan tata surya
3.
Model tata surya
4.
Planet-planet dan pengelompokannya
5.
Asteroid
6.
Satelit
3. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian dari tata surya dan
karakteristiknya
2.
Mengetahui pembentukan tata surya
3.
Mengetahui model tata surya
4.
Mengetahui planet-planet dan pengelompokannya
5.
Mengetahui tentang asteroid
6.
Mengetahui tentang satelit
BAB II
TATA SURYA DAN
KARAKTERISTIKNYA
1.
Pengertian
tata surya dan karakteristiknya
a.
pengertian tata surya
Tata surya[1] adalah kumpulan benda
langit yang terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek
yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek tersebut adalah delapan planet yang
teridentifikasi[2],
lima planet kerdil/katai[3], 173 satelit alami dan
jutaan benda langit lainnya[4]. Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam,
sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk
Kuiper dan Piringan Tersebar.





dari pada massa satelitnya.
1.
Teori
pembentukan tata surya
Banyak hipotesis tentang asal usul tata surya
telah dikemukakan para ahli, beberapa diantaranya :
a.
Proses kejadian alam semesta menurut Al-qur’an
Ayat tentang asal mula alam semesta dari
kabut/nebula Fussilat (QS 41/11).
Artinya : “11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati
atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka
hati."
Masa pertama
Annaziat ayat 27 : ”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya
ataukah langit? Allah telah membinanya,(27)”.
Dalam
ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa masa I ini
dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan
istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu
pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat
dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam
semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar.
Masa kedua
Annaziat ayat 28 : ”Dia meninggikan bangunannya lalu
menyempurnakannya,(28)”
Ayat ini menerangkan masa II dari
penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan
menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh
galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit menjadi
semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big
bang.
Sedangkan kata
”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk,
melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian
bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.
Masa ketiga
Annaziat ayat 29 : ”Dan Dia menjadikan malamnya gelap
gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (29)”
Memasuki masa
III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam
secara bergantian. Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang
yang terang benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber
cahaya dan bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut
terjadilah siang dan malam.
Masa keempat
Annaziat ayat 30 : ”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya
(30)”
Di masa IV inilah
mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di
permukaan Bumi.
b. hipotesis nebula
Hipotesis Nebula Kant-Laplace.
Pada tahap
awal, tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es
dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya
gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan
arah tertentu, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa (
matahari ). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat,
cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahahari.
Akibat gaya gravitasi bumi, gas-gas tersebut memadat.
Seiring penurunan suhunya dan membentuk planet dalam[1]
dan planet luar[2].
c.
Hipotesis pasang surut bintang/Tidal
Dikemukakan
oleh James dan Harold Jeffreys (1919). Menurutnya planet merupakan percikan dari matahari
yang disebut Tidal. Tidal yang besar akan menjadi planet baru disebabkan karena
bergerak mendekatnya dua matahari, hal ini jarang sekali terjadi. Seperti dalam
teori diatas bahwa dua bintang yang saling mendekat akan membentuk planet yang
baru.
b.
Hipotesis kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom
Belanda G.P Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis ini menjelaskan bahwa
tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram
raksasa.
Teori ini didasari keadaan yang ditemui di luar tata surya
yang mengandaikan matahari serta semua planet berasal dari gas purba di ruang
angkasa, proses terlahirnya bintang dikarenakan banyaknya kabut gas, yang
lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang semakin lama semakin padat
dikarenakan gaya gravitasi molekul tersebut. Satu
atau dua materi memadat di tengah dan gumpalan kecil melesat di sekeitarnya.
Gumpalan tengah menjadi matahari dan gumpalan kecil menjadi bakal planet.
Matahari yang sudah menjadi padat menyala dengan adanya api nuklir dan kemudian
mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi sirna sehingga tampak
telanjang. Tinggal terasnya. Tapi bakal planet yang jauh dari mataari kurang
terpengaruh sehingga tampak menjadi planet yang besar dengan diliputi kabut.
c.
Hipotesis bintang kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred
Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Dahulu tata surya kita berupa dua bintang
yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi
bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
d.
Hipotesis planetisimal
Dikemukakan oleh Chamberlain dan
Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang sama dengan teori
Nebular yang menyatakan bahwa system tata surya terbentuk dari kabut gas yang
sangat besar, berkondensasi, perbedaannya ialah terletak pada asumsi bahwa terbentuknya
planet-planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan adanya
bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat di dekat bintang yang merupakan
bagian dari tata surya kita. Kabut gas dari bintang lain itu sebagian
terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin terbentuklah
benda-benda yang disebut Planettesimal. Planettesimal merupakan benda-benda
kecil yang padat. Teori ini merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa ada
satelit-satelit pada Jupiter maupun saturnus yang orbitnya berlawanan rotasi
planet itu.
1.
Model tata
surya
a.
Model
Geosentris
Bagaimanakah susunan alam semesta menurut model
geosentris? Pada umumnya bangsa Yunani dan orang-orang yang hidup pada abad
pertengahan memiliki pegangan yang kuat sebagai pandangan mereka tentang alam
semesta, yaitu teori geosentris (Bumi sebagai pusat). Menurut teori ini, Bumi
sebagai pusat alam semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet,
Matahari, serta benda-benda langit lainnya bergerak mengitarinya. Gerak semu (apparentmotions)
planet, bulan, dan matahari relatif terhadap bintang dan terhadap satu sama
lain dijelaskan secara lengkap dalam teori geosentris Hipparchus yang dikembangkan
sekitar tahun 140 sebelum masehi. Hipparchus adalah ahli astronomi terbesar di
masa Yunani Kuno (Ancient Greece). Selanjutnya teori tersebut
dikembangkan oleh Claudius Ptolemaeus (Ptolemy) sekitar tahun 150 TM
(Tarikh Masehi) dan disebut sebagai teori Ptolemaic (Tjasyono, 2003).
Dalam
teori Ptolemaic, Bumi berada pada pusat alam semesta (universe).
Bulan berputar mengelilingi Bumi dengan orbit yang paling dekat, sementara
bintang-bintang terletak dalam bulatan angkasa (celestial sphere) yang
besar dan berputar dalam orbit yang paling jauh. Di antara orbit Bulan dan
Bintang-Bintang terletak orbit Matahari. Planet-planet (dalam bahasa Yunani
berarti pengembara) yang memiliki gerak relatif terhadap Bintang digambarkan
dengan nama-nama kunonya. Planet-Planet ini bergerak mengelilingi Bumi pada
masing-masing orbitnya sendiri. Orbit Planet Venus dan Merkurius berada
diantara orbit Bulan dan Matahari, sedangkan orbit Plabet-Planet yang lain
seperti Mars, Jupiter, dan Saturnus terletak diantara orbit Matahari dan
Bintang-Bintang.
b.
Model
Heliosentris
Teori geosentris bertahan cukup lama yaitu kira-kira 14
abad lamanya. Mengapa teori ini kemudian gugur dan tidak digunakan lagi saat
ini ?
Kelemahan dari model geosentris ini adalah adanya
kesulitan untuk menjelaskan fenomena retrogresi (gerak balik) periodik
dari planet-planet. Lintasan semu planet sepanjang tahun relatif terhadap
bintang-bintang adalah berupa lengkungan (kurva) yang tidak rata. Malahan,
adakalanya planet-planet teramati seolah-olah bergerak mundur (berbalik)
sebelum akhirnya bergerak maju kembali selama periode orbitnya. Untuk
menjelaskan gerak mundur semu ini dalam kerangka teori geosentris, maka perlu
menganggap bahwa planet-planet bergerak dalam lintasan-lintasan sirkular kecil
yang disebut episiklus (epicycles) ketika planet-planet bergerak dalam
orbit besarnya mengelilingi Bumi. Akan tetapi, anggapan ini justru tidak sesuai
dengan hasil pengamatan.
Konsep
matahari sebagai pusat tata surya (heliosentris) saat itu belum mendapat
tempat dalam bidang astronomi. Kapan gagasan heliosentris ini muncul kembali ?
Gagasan tentang heliosentris ini muncul kembali pada sekitar tahun 1543.
Pada tahun itu terjadi revolusi ilmiah besar-besaran yang dilakukan oleh
Nicolaus Copernicus, seorang astronom Polandia, yang dengan berani mengajukan
penggantian model geosentris dengan model heliosentris yang lebih
sederhana. Bagaimana susunan alam semesta menurut model heliosentris ini? Dalam
model ini, selain oleh planet-planet, Matahari juga dikitari oleh benda-benda
antar planet lainnya seperti Komet, Asteroid, dan Meteoroid. Sistem dengan
Matahari sebagai pusat yang dikitari oleh planet-planet dan benda-benda antar
planet lain dinamakan Tata Surya[1].
Dalam
model heliosentris Copernicus, Matahari dianggap berada pada pusat alam
semesta, bintang-bintang terletak pada bulatan angkasa dan berputar
mengelilingi Matahari. Diantara Bintang-bintang dan Matahari terdapat
planetplanet termasuk Bumi yang berputar mengelilingi Matahari dalam
masing-masing orbitnya dengan lintasan orbit berbentuk lingkaran. Gerak mundur
semu dalam peredaran planet-planet yang sulit dijelaskan oleh model geosentris,
dapat dijelaskan dengan mudah dalam model heliosentris, dengan
menggunakan konsep gerak relatif antara Bumi dan planetplanet lain yang
bergerak disekitar Matahari dengan kecepatan sudut putar yang berbeda-beda.
2.
Planet-planet
dan pengelompokannya
Terdapat tiga cara untuk pengelompokkan planet-planet,
yaitu : (Kanginan, 1999), yaitu :
a.
Pengelompokkan planet atas dasar planet Bumi sebagai pembatas. Atas dasar pengelompokkan ini, terdapat dua kelompok
planet yaitu planet Inferior dan planet Superior. Planet Inferior adalah
planet-planet yang orbitnya terletak di dalam orbit planet Bumi. Anggota
kelompok planet Inferior terdiri atas dua planet yaitu Merkurius dan Venus.
Planet Superior adalah planetplanet yang orbitnya terletak di luar orbit planet
Bumi. Yang termasuk kelompok planet Superior adalah planet Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto.
b.
Pengelompokkan planet atas dasar lintasan Asteroid
sebagai pembatas. Atas dasar
pengelompokkan ini, terdapat dua kelompok planet yaitu kelompok planet Dalam (inner
Planets)[2]
anggota kelompok planet ini terdiri dari planet Merkurius, Venus, Bumi, dan
Mars dan planet Luar (outer Planets)[3]
yang tergolong planet ini adalah planet Jupiter, Saturnus,Uranus, Neptunus dan
Pluto.
c.
Pengelompokkan planet atas dasar ukuran dan komposisi
bahan penyusunnya. Atas dasar
pengelompokkan ini, terdapat dua kelompok Planet yaitu kelompok planet Terrestrial[4].
dan planet Jovian[5].
Yang termasuk kelompok planet Terrestrial adalah Merkurius, Venus, dan Mars.
Kelompok Planet ini kadang-kadang disebut juga kelompok planet Kerdil, karena
memang ukuran diameternya relatif jauh lebih kecil dibanding dengan diameter
planet Jupiter. Ciri-ciri utama dari planet Kerdil iniadalah diameternya kecil,
padat, dan kerapatan massanya tinggi, yaitu antara 4,2 hingga 5,5 gram/cm3. Yang tergolong planet
Jovian adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Ciri-ciri utama dari
planet Raksasa ini adalah diameternya besar, kurang padat, dan kerapatan
massanya sangat rendah. Sebagai contoh, Saturnus memiliki rapat massa antara
0,7 hingga 1,6 gram/cm3. Angkasa planet Raksasa biasanya sangat tebal dan
terdiri atas senyawa yang mengandung hidrogen.
3.
Asteroid
Asteroid dinamakan juga planet minor atau planettoid.
Asteroid mengisi ruangan yang berada diantara mars dan jupiter. Dalam tata
surya ditaksir terdapat 100.000 planettoid
yang ukurannya 2-750 Km2. Asteroid tersebut senantiasa berputar
diantara planet mars dan jupiter membentuk sabuk asteroid.
4.
Satelit
Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit
senantiasa mengiringi dan berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara
terbentuknya satelit dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a.
Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa
alam bersamaan dengan terbentuknya planet.
Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit
alam Saturnus.
b.
Satelit
Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh
manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu.
Contoh: Satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan
sebagainya.
Pada
umumnya planet-planet dalam sistem tata surya mempunyai beberapa satelit yang
senantiasa mengiringinya. Hanya planet Merkurius dan planet Venus yang tidak
memiliki satelit. Jumlah masing-masing satelit untuk setiap planet ditunjukkan
pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Jumlah
satelit alam dalam planet.
|
DAFTAR PUSTAKA
Ø http:/ / www. iau. org/ public_press/ themes/ naming
Ø Berkas:Planets2008id.jpg Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Planets2008id.jpg Lisensi: Public Domain Kontributor: Original verison:http://sse.jpl.nasa.gov/planets/index.cfm English version: Farry (Planets2008.jpg) Derivative work: William Surya Permana (talk)
Ø Swedenborg, Emanuel. 1734, (Principia) Latin: Opera Philosophica et Mineralia (English: Philosophical and Mineralogical Works),(Principia, Volume 1)
Ø Darmodjo, Hendro dan Yeni.
2006. Materi Pokok Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta; Universitas Terbuka
Ø http://wwww.daviddarlling.info/encyyclopedia/A/aasteroidbelt.httml
Ø
Ikhlasul Ardi Nugroho. (2007). Bumi dan Antariksa-jilid 1. Yogyakarta: Penerbit
Empat Pilar
Ø
__________________. (2007). Bumi dan Antariksa-jilid 2. Yogyakarta: Penerbit
Empat Pilar
Ø
__________________. (2007). Bumi dan Antariksa-jilid 3. Yogyakarta: Penerbit
Empat Pilar
[1] Kapitalisasi istilah ini beragam. Persatuan
Astronomi Internasional, badan yang mengurusi masalah penamaan astronomis, menyebutkan bahwa seluruh objek astronomi
dikapitalisasi namanya (Tata
Surya). Namun, istilah ini juga sering ditemui dalam bentuk huruf kecil (tata surya). http:/ / www. iau. org/ public_press/ themes/ naming/
[10] Planet Terrestrial adalah planet-planet
yang ukuran dan komposisi bahan penyusunnya (batuan) mirip dengan planet Bumi
[11] Planet Jovian, disebut juga
planet Raksasa adalah planet-planet yang ukurannya besar dan komposisi bahan
penyusunnya mirip dengan planet Jupite, yaitu terdiri dari sebagian besar es
dan gas hidrogen.
[15] Metis,
Andrasthea, Amalthea, Thebe, lo, Europa, Ganymede, Callisto, Himalia,
Lyssithea, Elara, Anake, Carme, Pashiphae, Sinope
Jammin' Jars Casino & Hotel: Reno, NV Jobs - Jammin
BalasHapusJams Casino & Hotel Reno, NV Jobs · 태백 출장안마 1 (877) 791-8100 김포 출장마사지 · Job Title · Gambling Dealer 목포 출장마사지 · Sales Manager · Senior Technical Engineer · JAMMIN JAVERS 경기도 출장안마 CASINO & 사천 출장안마 HOTEL · JAMMIN JAVERS CASINO & HOTEL